Ada pesan yang tersebar lewat sosial media yang menagtakan jika ada tes simpel untuk tahu kehadiran virus corona. Disebutkan jika tes ini dapat dikerjakan cuma dalam 10 detik.

Tes ini dapat dikerjakan dengan mandiri di dalam rumah. Triknya dengan tahu apa kita dapat keluarkan napas tanpa ada batuk dapat jadi sinyal Virus Corona tidak bersarang pada tubuh. Apakah benar ini?



Dokter spesialis paru konsultan Agus Dwi Susanto menyikapi, pesan masalah deteksi Virus Corona yang tersebar viral ini. Dia memperjelas, info itu tidak benar alias hoax.

"Hoaks, itu tidak benar," tutur Agus melalui pesan singkat pada Health Liputan6.com.

Analisis tentu, lanjut Agus, untuk seorang yang terserang ( tanda-tanda ) COVID-19 berbentuk kontrol RT PCR ( Reverse transcription polymerase chain reaction ) . Tes itu untuk mengetahui Virus Corona, yang terhitung kelompok tipe virus RNA ( ribonucleic acid ) .

"Kontrol ( mengetahui ) COVID-19 dari swab tenggorokan, dahak atau aspirat aliran napas bawah. Baru hasilnya positif atau negatif bisa diketahui," lanjut dokter yang Ketua Perhimpunan Dokter Paru Indonesia ( PDPI ) .

Sekretaris Direktorat Jenderal Mencegah serta Pengaturan Penyakit ( P2P ) Kementerian Kesehatan RI, Achmad Yurianto menjelaskan, deteksi paparan Virus Corona dengan pemungutan spesimen diambil dari tiga sumber.

"Pertama dari dinding belakang hidung. Ke-2, diambil dari dalam mulut. Ke-3, cairan yang diambil dari paru-paru," tutur Yuri dalam pertemuan wartawan di Gedung Kementerian Kesehatan.

Berdasar Centers for Disease Control and Prevention, spesimen yang diambil, yakni spesimen pernafasan terhitung inspirasi, nasofaring atau orofaring, lavage bronchoalveolar, inspirasi trakea, serta dahak. Lavage bronchoalveolar ialah mekanisme medis waktu bronchoscope dimasukkan lewat mulut atau hidung ke paru-paru serta cairan disemprotkan ke sisi kecil paru-paru. Selanjutnya cairan dari paru-paru disatukan untuk dicheck.